Lompat ke isi

Suku Mandar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Mandar
ᨔᨘᨀᨘ ᨆᨊᨛᨉᨑᨛ
سوكو ماندار
Pembersihan Benda Pusaka Suku Mandar.
Daerah dengan populasi signifikan
Sulawesi Barat: sekitar 569.322 .
Sulawesi Selatan: 489.986.
Kalimantan Selatan: 49.322.
Kalimantan Timur: 33.000.
Bahasa
Mandar, Indonesia.
Agama
Islam (95%), Kristen Protestan (5%)
Kelompok etnik terkait
Mamasa, Pattae, Bugis, Makassar, Toraja

Suku Mandar (aksara Lontara: ᨔᨘᨀᨘ ᨆᨉ; Jawi: سوكو ماندار) adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah Populasi Suku Mandar dengan jumlah Signifikan juga dapat ditemui di luar Sulawesi seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa dan Sumatra bahkan sampai ke Malaysia. Pada sensus penduduk tahun 2000 didapati bahwa terdapat 250.000 lebih orang Mandar di Sulawesi Selatan, tetapi ini lebih menunjukkan jumlah penutur bahasa Mandar pada tahun itu kabupaten Majene, Polewali Mandar, dan Mamuju penutur bahasa Mandar juga banyak, maka angkanya akan lebih dari 350.000 jiwa di tiga kabupaten, Majene, Polewali Mandar dan Mamuju pada waktu itu, karena sensus tahun 1 menunjukkan jumlah penduduk Majene 120.830, Polewali Mandar 260.384, Mamuju 99.796.

Wanita Mandar dari kalangan ningrat

Latar Belakang

Mandar ialah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulunya, sebelum terjadi pemekaran wilayah, Mandar bersama dengan etnis Bugis, Makassar, dan Toraja mewarnai keberagaman di Sulawesi Selatan. Meskipun secara politis Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan diberi sekat, secara historis dan kultural Mandar tetap terikat dengan “sepupu-sepupu” serumpunnya di Sulawesi Selatan. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh kerajaan di pesisir (Pitu Ba’ba’na Binanga) dan tujuh kerajaan di gunung (Pitu Ulunna Salu). Keempat belas kekuatan ini saling melengkapi, “Sipamandar” (menguatkan) sebagai satu bangsa melalui perjanjian yang disumpahkan oleh leluhur mereka di Allewuang Batu di Luyo.

Rumah adat suku Mandar disebut Boyang. Perayaan-perayaan adat diantaranya Sayyang Pattu'du (Kuda Menari), Passandeq (Mengarungi lautan dengan cadik sandeq), Upacara adat suku Mandar, yaitu "mappandoe' sasi" (bermandi laut). Makanan khas diantaranya Jepa, Pandeangang Peapi, Banggulung Tapa, dll.

Mandar dapat berarti tanah Mandar dapat juga berarti penduduk tanah Mandar atau suku Mandar

pada akhir abad 16 atau awal abad 17 negeri negeri Mandar menyatukan diri menjadi sebuah negeri yang lebih besar, yaitu tanah Mandar yang terdiri dari Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga, Pitu Babana Binanga lah yang terkenal dengan armada laut Mandar dalam perang Gowa-Bone diabad ke17.

Suku Mandar terdiri atas 17 (kerajaan) kerajaan, 7 (tujuh) kerajaan (lebih mirip republik konstitusional dimana pusat musyawarah ada di Mambi) hulu yang disebut "Pitu Ulunna Salu", 7 (tujuh) kerajaan muara yang disebut "Pitu ba'bana binanga" dan 3 (tiga) kerajaan yang bergelar "Kakaruanna Tiparittiqna Uhai".

Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Ulunna Salu adalah:

  1. Kerajaan Rante Bulahang
  2. Kerajaan Aralle
  3. Kerajaan Tabulahan
  4. Kerajaan Mambi
  5. Kerajaan Matangnga
  6. Kerajaan Tabang
  7. Kerajaan Bambang

Tujuh kerajaan yang tergabung dalam wilayah Persekutuan Pitu Baqbana Binanga adalah:

  1. Kerajaan Balanipa
  2. Kerajaan Binuang
  3. Kerajaan Sendana
  4. Kerajaan Banggae
  5. Kerajaan Pamboang
  6. Kerajaan Tapalang
  7. Kerajaan Mamuju

Kerajaan yang bergelar Kakaruanna Tiparittiqna Uhai atau wilayah Lembang Mappi namun sekarang adalah bagian dari kerajaan Balanipa, adalah sebagai berikut:

  1. Kerajaan Allu
  2. Kerajaan Tuqbi
  3. Kerajaan Taramanuq

Di kerajaan-kerajaan Hulu pandai akan kondisi pegunungan sedangkan kerajaan-kerajaan Muara pandai akan kondisi lautan. Dengan batas-batas sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kab. Toraja, Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sebelah barat dengan selat Makassar.

Sejarah

Sepanjang sejarah kerajaan-kerajaan di Mandar, telah banyak melahirkan tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan tanah melawan penjajahan VOC, Belanda seperti: I Maga Daeng Rioso, Puatta' I Sa'dawang, Maraqdia Banggae, Ammana I Wewang, Hj. Andi Depu, meskipun pada akhirnya wilayah Mandar berhasil direbut oleh Belanda.

Dari semangat suku Mandar yang disebut semangat "Assimandarang" sehingga pada tahun 2004 wilayah Mandar menjadi salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu provinsi Sulawesi Barat.

Tokoh

Tokoh Lain

Referensi