Lompat ke isi

Hubungan Sunni dengan Syiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Awal mula hubungan Sunni dengan Syiah dapat dilacak balik hingga debat antara siapa yang pantas menjadi penerus nabi Islam Muhammad sebagai khalifah bagi umat Islam. Setelah Nabi Muhammad meninggal pada 632, kelompok muslim yang kelak disebut Sunni (ahlussunnah waljamaah), menganggap Abu Bakar layak sebagai penerus, sedangkan pada kelompok kedua, yang kelak disebut Syiah, menganggap Ali layak sebagai penerus. Pertentangan ini terus terjadi hingga meletuslah Perang Jamal dan Perang Siffin. Konflik sektarianisme ini terus terjadi setelah Pertempulan Karbala, ketika Husain bin Ali beserta sejumlah Ahlulbait terbunuh, dan puncaknya Islam terpecah menjadi dua golongan: Sunni dan Syiah.[1]

Sejumlah analisis sebaran demografi antara kedua denominasi susah untuk dicari data akuratnya dan dapat berbeda menurut sumber. Perkiraan menunjukkan 90% umat muslim dunia mengikuti Sunni dan 10% adalah Syiah; mayoritas Syiah 12 Imam dan sebagian kecil sekte lainnya.[2] Sunni menjadi aliran Islam yang banyak dianut penduduk Bumi. Syiah mayoritas tinggal di Iran, Irak, Bahrain, dan Azerbaijan, serta menjadi minoritas di Pakistan, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yaman, Nigeria, Afganistan, Chad, dan Kuwait.[13][14]

Sekarang banyak sekali perbedaan antara praktik ibadah, adat, dan tradisi (fikih). Meski semua Muslim meyakini al-Qur'an sebagai wahyu Allah, Sunni dan Syiah memiliki pendapat berbeda mengenai hukum-hukum, termasuk hadis.

Dalam tahun-tahun terakhir, hubungan Sunni–Syiah banyak diwarnai konflik,[15] seperti Konflik proksi Iran–Arab Saudi. Kekerasan sektarian terjadi mulai dari Pakistan hingga Yaman dan menjadi pergesekan yang cukup kentara antara Timur Tengah dan Asia Selatan.[16][17] Situasi politik dan masyarakat antara Sunni dan Syiah semakin tegang, terutama saat terjadinya Demonstrasi Bahrain 2011, Perang Irak, Perang Saudara Suriah, Perang Saudara Irak (2013–2017),[18][19] serta berdirinya Negara Islam Irak dan Syam.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Sunnis and Shia: Islam's ancient schism". BBC News. 4 January 2016. 
  2. ^ Islamic Beliefs, Practices, and CulturesPerlu mendaftar (gratis). Marshall Cavendish Reference. 2019. hlm. 130. ISBN 978-0-7614-7926-0. Diakses tanggal 30 November 2019. Within the Muslim community, the percentage of Sunnis is generally thought to be between 85 and 93.5 percent, with the Shia accounting for 6.6 to 15 percent. A common compromise figure ranks Sunnis at 90 percent and Shias at 10 percent.  See further citations in the article Islam by country.
  3. ^ "Azerbaijan". CIA Factbook. 12 January 2022. 
  4. ^ "India – Iran relations: Converging Interests or Drifting Equations". Institute for Defence Studies and Analyses. Diakses tanggal 21 August 2010. 
  5. ^ "Obama's Overtures". The Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 21 July 2010. 
  6. ^ "Imperialism and Divide & Rule Policy". Boloji. Diakses tanggal 21 July 2010. 
  7. ^ "Ahmadinejad on way, NSA says India to be impacted if Iran 'wronged by others'". Indian Express. 21 April 2008. Diakses tanggal 21 July 2010. 
  8. ^ Parashar, Sachin (10 November 2009). "India, Iran to make common cause over terror from Pak". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2012. Diakses tanggal 17 July 2010. 
  9. ^ Jahanbegloo, Ramin (1 February 2009). "Aspiring powers and a new old friendship". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2012. Diakses tanggal 12 July 2010. 
  10. ^ Mehta, Vinod (2 September 2004). "India's Polite Refusal". BBC News. Diakses tanggal 1 July 2010. 
  11. ^ "India Iran Culture". Tehran Times. 23 April 2008. Diakses tanggal 1 July 2010. 
  12. ^ "Connecting India with its Diaspora". Overseas Indian. 22 April 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2018. Diakses tanggal 1 July 2010. 
  13. ^ [3] Indonesia has the largest number of Sunni Muslims, while Iran has the largest number of Shia (Twelver) in the world. Pakistan has the second-largest Sunni population in the world, while India has the second-largest Shia (Twelver) population.[4][5][6][7][8][9][10][11][12]
  14. ^ "Mapping the Global Muslim Population". Pew Research Center's Religion & Public Life Project (dalam bahasa Inggris). 2009-10-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 December 2015. Diakses tanggal 2021-03-26. 
  15. ^ "The Sunni-Shia Divide". www.cfr.org. 
  16. ^ "Ishtiaq Ahmed on Pakistan movement". lu.se. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 March 2009. 
  17. ^ "Sunnis and Shiites". scribd.com. 
  18. ^ "Iraq 101: Civil War". Mother Jones. 
  19. ^ Arango, Tim; Anne Barnard; Duraid Adnan (1 June 2013). "As Syrians Fight, Sectarian Strife Infects Mideast". The New York Times. Diakses tanggal 2 June 2013. 

Bacaan lebih lanjut