Edy Utama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Edy Utama
Lahir1 Agustus 1959 (umur 64)
Lubuksikaping, Pasaman, Sumatera Barat
KebangsaanIndonesia
AlmamaterInstitut Kesenian Jakarta
PekerjaanBudayawan, seniman dan wartawan

Edy Utama (lahir 1 Agustus 1959)[1] adalah seorang budayawan dan seniman Indonesia.[2] Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat.[3][4][5]

Edy Utama dilahirkan di Lubuk Sikaping, Sumatera Barat tahun 1959.[6] Ia adalah seorang aktivis budaya Minangkabau, penulis, seniman seni pertunjukan, kurator festival dan fotografer.[6] Selain itu Edy Utama juga dikenal sebagai orang yang memiliki jaringan (networking) keberbagai komunitas seni dan budaya di pelosok Sumatera Barat, nasional dan internasional.[6] Edy Utama telah mendapatkan penghargaan (anugerah) kebudayaan, antara lain dari Gubernur Sumatera Barat sebagai pencipta/pelopor/pembaharu atas dedikasinya di bidang kebudayaan (SK Gubernur Nomor 430-751-2021), penghargaan dari Walikota Padang atas prestasi dan dedikasinya sebagai Tokoh Masyarakat Kota Padang di bidang kebudayaan (SK Walikota Nomor 200.252/Kesbang-PDG-tahun 2021).[6] Tahun 2020 Edy Utama juga mendapatkan penghargaan Ikon Prestasi Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Jakarta, sebagai tokoh yang peduli pada masalah seni dan budaya.[6]

Antara tahun 1979-1981, Edy Utama sempat mengenyam pendidikan di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ-IKJ), jurusan Sinematografi.[6]

Melalui fotografi Edy Utama mengadakan pameran budaya dalam bentuk ethnopothography, antara lain di PhotoKina Internationale Festivale di Smend Gallery, Koeln, Jerman dengan tema The Circle Spirit of Minangkabau (2008), pameran etnografi visual di Gallery East-West Centre, Honolulu, Hawaii dengan tema Minangkabau Procession of Sumatra (2012), pameran etnografi visual di Museum Tekstil Jakarta, dengan tema Menyulam Keindahan Budaya Minangkabau (2012), pameran foto di galeri Taman Budaya Sumatera Barat dengan tema Pesona Alam dan Budaya Minangkabau (2015), pameran foto di Asean-Japan Centre, Tokyo dengan tema Minangkabau: Discovering the World’s Largest Matrlilenial Society of Sumatra (2015), pameran foto di Gellery ATOM CS Tower, Shimbasi, Tokyo dengan tema Heaven in West Sumatra:Minangkabau & Mentawai- Indonesia (2016).[6] Pameran foto Minangkabau Cultural Landscape (2021), dan Pameran Budaya Matrilineal Minangkabau dengan tema 2 Kekerabatan Minangkabau Merajut Kebersamaan (2022). Kedua pameran ini dilaksanakan di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat di Padang.[6]

Sebagai kurator festival, antara tahun 2010-2016 Edy Utama bersama Hiltrud Cordes (Jerman) mengkuratori Sawahlunto International Music Festival (SIMFes). Festival tahunan ini telah mendatangkan sejumlah musisi dari lima benua, termasuk sejumlah musisi dalam negeri. Tahun 2017-2019, Edy Utama menginisiasi dan sekaligus mengkuratori Padang Indian Ocean Music Festival (PIOMFest). PIOMFest merupakan festival tahunan yang menampilkan para musisi dari negara-negara yang berada di sepanjang pantai Samudra Hindia, atau yang tergabung dalam IORA (Indian Ocean Rim Association). Tahun 2018, Edy Utama membuat dan sekaligus mengkuratori Padang Multikultural Festival (PaMFest). Ini juga festival tahunan, yang merupakan festival budaya multietnik, yang dipusatkan di Kota Lama Padang, bekerjasama dengan komunitas Tionghoa, terutama yang tergabung dalam kongsi Hok Tek Tong. Namun karena pandemi Covid-19, tahun 2020 sampai tahun ini, kedua festival terakhir ini tidak dilaksanakan. Tahun 2019, Edy Utama menjadi kurator untuk Silek Art Festival (SAF), yang merupakan program Indonesiana, yang digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud R.I., bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Sumatera Barat. Tahun 2022, Edy Utama kembali dipercaya sebagai kurator untuk Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat, yang dilaksanakan di Padang. Tahun 2023 menjadi kurator Aktivasi dan Penguatan Warisan Tambang Baru Bara Ombilin, yang telah ditetep UNESCO tahun 2019 sebagai World Heritage.

Edy Utama juga pernah aktif diberbagai organisasi. Kegiatannya sebagai seniman seni pertunjukan telah mengantarnya menjadi Ketua Umum Dewan Kesenian Sumatera Barat (2000-2003). Melalui Dewan Kesenian Sumatera Barat, Edy Utama telah menggagas berbagai kegiatan seni budaya, dan salah satu di antaranya adalah mengadakan festival Alek Nagari. Festival yang berbasiskan pada komunitas-komunitas seni tradisional, bertujuan mengembangkan institusi budaya anak nagari Minangkabau sebagai lembaga budaya yang otonom.

Antara tahun 2004-2008, Edy Utama terlibat dengan dua organisasi pendidikan seni alternatif, yaitu Pendidikan Apresiasi Seni (PAS) dan Lembaga Pendidikan Seni Nusantara (LPSN). Pendidikan Apresiasi Seni adalah program dari Pusat Studi Budaya & Perubahan Sosial (PSB-PS), Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Program ini bertujuan memperkenalkan keberagaman seni budaya di suatu wilayah kepada siswa-siswa sekolah dasar yang berbasiskan agama Islam. Program dalam bentuk ekstra kurikuler ini dilaksanaka di Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Untuk Sumatera Barat 3 Edy Utama adalah koordinatornya, sedangkan untuk Jawa Tengah langsung dipimpin Ketua PSB-PS, Yayah Khisbiyah. Sedangkan Lembaga Pendidikan Seni Nusantarayang ruang lingkupnya adalah sekolah menengah pertama dan atas, yang tujuannya juga adalah mempromosikan keanekaraman budaya nusantara melalui program intra kurikuler. Program LPSN dilaksanakan di sejumlah provinsi di Indonesia, dan Edy Utama adalah koordinator untuk wilayah Sumatera Barat. Sedangkan secara nasional program LPSN dikomandani oleh Endo Suanda dan Jabatin Bangun.

Edy Utama juga pernah berkecimpung di organisasi Muhammadiyah dengan menjadi Ketua Majelis Seni Budaya Muhammadiyah Wilayah Sumatera Barat (2004-2009). Selain itu juga pernah menjadi pengurus pada organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI-Sumatera Barat, 2006-2011), antara lain sebagai Ketua Devisi Gelanggang Silih Berganti, yang tugasnya antara lain adalah mengkaji dan menyelenggarakan berbagai even tentang silat tradisi Minangkabau. Edy Utama juga pernah diangkat sebagai Tim Ahli Bidang Kebudayaan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto (2010-2016), dengan tugas membantu mewujudkan kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata dan Kota Warisan Dunia (heritage).

Tahun 1999, Edy Utama dengan sejumlah musisi dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (ISI Padangpanjang) mendirikan grup musik Talago Buni. Talago Buni adalah sebuah kelompok musik kotemporer berbasiskan pada musik tradisi Minangkabau. Melalui dukungan dua maestro pendendang Minangkabau, yaitu Sawir Sutan Mudo dan Ernawati, pertengahan tahun 1999, Talago Buni mengadakan tour perdana ke enam kota di Jerman, antara lain di Tanz-un Folkfest, Rudolstad. Setelah itu Talago Buni tampil di Sacred Rhytm Millinium Festival (2000), Bali World Music (2002), Solo International Ethnic Music (SIEM-2007), Sawahlunto International Music Festival (SIMFes-2010) Borneo World Music Expo (BWM-2013), Ranforest World Music Festival (RWMF-2014), Berliner Philharmonic, Berlin (2015), Muzieq Publique, Brusel (2015), ElbPhilharmie, Hamburg (2019). Selai tampil di berbagai festival, Talago Buni juga sering mementaskan komposisi music diberbagai kegiatan dalam negeri, dan telah menghasilkan dua album dalam bentuk CD (2015 dan 2018).

Edy Utama juga seorang penulis dan wartawan. Pernah menjadi Redaktur Kebudayaan di Suratkabar Harian Singgalang, Padang (1982-1984), penulis freelance di Malaysia (1985-1986), Redaktur Budaya di harian Semangat, Padang (1986-1987). Sebagai penulis Edy Utama telah menjadi editor buku “Desa dan Nagari”, Yayasan Genta Budaya (1991), bersama DR. Mestika Zed dan Hasril Chaniago menulis buku “Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995” Sampai sekarang Edy Utama masih tetap menulis artikel diberbagai media, termasuk di sejumlah seminar.

Sebagai seniman dan budayawan, Edy Utama telah melakukan perjalan/pertukaran budaya ke luar negeri, antara lain ke Australia tahun 1996, yang disponsori Australia Indonesia Institut (AII) untuk studi perbandingan keberbagai lembaga seni dan budaya di enam kota Australia. Tahun 1997 ke Amerika Serikat menghadiri undangan pameran tentang Minangkabau di Fowler Museum, UCLA California. Pada tahun 2001, 2005 dan 2012 menghadiri undangan Hawaii University at Manoa, Honolulu dalam program pertukaran budaya, yaitu dalam project Asian Drama yang mengusung teater rakyat Minangkabau, Randai sebagai objek studi seni pertunjukan. Tahun 2014 menghadiri undangan Departemen Luar Negeri Australia Bidang Diplomasi Budaya di Melbourne dan Sydney.

Karya[sunting | sunting sumber]

Drama[sunting | sunting sumber]

Edy Utama juga aktif sebagai sutradara di kelompok Teater Kita di Padang, Sumatera Barat. Beberapa pementasan drama yang disutradarainya, antara lain:

  • Kereta Kencana, karya Eugene Ionesco (1982)
  • Caligula, karya Albert Camus (1983)
  • Dongeng Hari Esok karya Edy Utama (1985)
  • Macbeth, karya William Shakespeare (1997)
  • Pertemuan, kolaborasi dengan kelompok Healing Teater dari Jerman
  • Opera Bagurau: Sirkus Manusia, kolaborasi dengan seniman musik instalasi dari kota Basel, Swiss, Dr. Boeery Benhard Batzchelet (1998)

Karya tulis[sunting | sunting sumber]

  • Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995
  • Yayasan Genta Budaya, 1995

Kegiatan[sunting | sunting sumber]

  • Redaktur Kebudayaan di Harian Singgalang, Padang (1982-1984)
  • Penulis freelance di Malaysia (1985-1986)
  • Redaktur Budaya Harian Semangat (kini Semangat Baru), Padang (1986-1987)
  • Ketua Penyunting Jurnal Kebudayaan Genta Budaya Sumatera Barat (sejak 1995)
  • Anggota Dewan Redaksi Harian Mimbar Minang, Padang
  • Kurator SimFest 2010-2016
  • Kurator SilekArt Festival 2019
  • Kurator Pekan Keudayaan Daerah 2022
  • Kurator PYOMFEST 2017-2019
  • Kurator Galanggang Arang 2023-2024

Organisasi[sunting | sunting sumber]

  • Sekretaris Pelaksana Yayasan Genta Budaya Sumatera Barat (1988-1998)
  • Anggota Dewan Pertimbangan Pekan Budaya Sumatera Barat (1989-1993)
  • Ketua Pelaksana Dewan Kesenian Sumatera Barat (1993-1995)
  • Direktur Lembaga Komunikasi Budaya (1998)
  • Koordinator Kelompok Diskusi Saluang Balega
  • Pimpinan Kelompok Talago Buni

Referensi[7][sunting | sunting sumber]

  1. ^ https://books.google.co.id/books?hl=id&id=5IhwAAAAMAAJ&dq=zuiyen+rais+kapau+1940&q=Syahrul+udjud#v=snippet&q=Edy%20utama%20lubuk%20Sikaping%201959&f=false
  2. ^ "Edy Utama Pameran Foto di Jerman" Padang Today, 31 Agustus 2008. Diakses 17 Juni 2013.
  3. ^ "Buku Seni Budaya Indonesia Berkualitas Dikuasai Karya Asing" Indonesia Buku, 1 September 2009. Diakses 17 Juni 2013.
  4. ^ "DATA PEMEGANG SERTIFIKAT KOMPETENSI WARTAWAN" Situs Dewan Pers, Diakses 17 Juni 2013.
  5. ^ "Pasaman untuk Semua" Padang Ekspres, 30 Agustus 2012. Diakses 17 Juni 2013.
  6. ^ a b c d e f g h "Edy Utama". Koalisi Seni. 2019-09-26. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  7. ^ Kompas.com, Admin (2019-09-26). "Kompas.com". Kompas.com. Diakses tanggal 2024-06-05. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]