Pareh adalah sebuah film Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1936. Film ini disutradarai Albert Balink dan Mannus Franken dari Belanda dan dibintangi oleh aktor amatir pribumiRaden Mochtar dan Doenaesih. Alurnya bercerita tentang cinta terlarang antara seorang nelayan dan putri petani. Balink mulai mengerjakan film ini pada 1934, bekerja sama dengan Wong Bersaudara selaku sinematografernya. Mereka mengumpulkan dana sebesar 75.000 gulden—lebih besar daripada film-film lokal lainnya—dan memboyong Franken dari Belanda untuk membantu pembuatannya. Film ini disunting di Belanda setelah direkam di Hindia Belanda. Film ini sukses dan disambut hangat oleh penonton Eropa, tetapi mengecewakan para penonton pribumi; meski sukses, Pareh membuat para produsernya bangkrut. (Selengkapnya...)
"... bahwa lamtoro cenderung menjadi gulma karena sangat mudah tumbuh walaupun setelah dipangkas, ditebang, atau dibakar?"
"... bahwa setiap Jumat, selama masa pemerintahan Bupati JayawijayaJos Buce Wenas, jalan di depan rumah dinas bupati ditutup untuk kendaraan bermotor dan dijadikan trek skateboard?"
"... bahwa biji dari beberapa jenis tanaman tidak dapat dicerna oleh saluran pencernaan hewan sehingga konsumsi buah oleh hewan dapat menjadi sarana penyebaran biji yang keluar melalui kotoran hewan?"
"... bahwa sesudah dijual pertama kali pada tahun 1955, iodin povidon telah menjadi antiseptikiodin yang secara umum lebih dipilih?"
Wikipedia adalah sebuah ensiklopedia multibahasa yang dapat disunting, disalin, dan disebarkan secara bebas.
Sebanyak 2.530 orang sukarelawan sedang mencoba menyunting dan menciptakan artikel-artikel baru dalam bahasa Indonesia.
Wikipedia terbuka untuk siapa saja, termasuk Anda. Mari bergabung sekarang juga, serta turut berkontribusi bagi penyebaran pengetahuan bebas.