Lompat ke isi

Suku Marobo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso.[1] Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa.[1] Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo.[1] Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya.[1] Jenis bahasa mereka adalah jenis bahasa orang laut yang terancam punah, bersamaan dengan bahasa-bahasa milik suku bangsa Punan, Asmat, Mentawai, dan Sakai.[2]

Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suka Marobo.[3] Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun.[3] Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor Leste).[3] Sayangnya, pengetahuan tenun dengan masyarakat Marobo sendiri terputus saat Indonesia menduduki Timor pada 1975.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Zulyani,, Hidayah,. Ensiklopedia suku bangsa di Indonesia. ISBN 9789794619292. OCLC 913647590. 
  2. ^ "Mengkhawatirkan, Bahasa Daerah Makin Tergerus". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-11. Diakses tanggal 2017-06-09. 
  3. ^ a b c d "Timor-Leste : Peluncuran Pameran "Budaya Kemak dari Marobo: Masa lalu dan dan Saat ini" 11 Januari 2013". Ambassade de France en Indonésie, au Timor oriental et auprès de l’ASEAN. Diakses tanggal 2017-06-09.