Lompat ke isi

Kasih Kristus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Christus (1821) karya Bertel Thorvaldsen, Gereja Bunda Maria, Kopenhagen.

Kasih Kristus adalah sebuah unsur utama keyakinan dan teologi Kekristenan dan Yahudi Mesianik.[1] Unsur tersebut merujuk kepada kasih Yesus Kristus untuk umat manusia, kasih umat Kristen untuk Kristus, dan kasih umat Kristen untuk orang lain.[2] Aspek tersebut berbeda dalam ajaran-ajaran Kristen—kasih untuk Kristus adalah sebuah perwujudan kasihnya untuk setiap orang.[3]

Tema kasih adalah unsur utama dalam penulisan Yohanes.[3] Ini dibuktikan dalam salah satu tulisan yang paling banyak dikutip dalam Alkitab (Yohanes 3:16) ” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Dalam Injil Yohanes, perikop Gembala Baik (Yohanes 10:1–21) melambangkan pengorbanan Yesus berdasarkan pada kasihnya untuk masyrakat. Dalam injil tersebut, kasih untuk Kristus dihasilkan dalam mengikuti perintah-perintahnya, Amanat Perpisahan (Yohanes 14:23) menyatakan: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku". Dalam Surat Yohanes yang Pertama (1 Yohanes 4:19), alam reflektif dari kasih tersebut disoroti: "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita", mengekspresikan kasih Kristus sebagai cerminan kasih Kristus sendiri. Menjelang akhir Perjamuan Terakhir, Yesus memberikan sebuah perintah baru kepada para murid-Nya: "kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu ... Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku."[4][5]

Kasih Krisuts juga merupakan sebuah motif dalam Surat-surat Paulus.[6] Tema dasar dari Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus adalah bahwa Allah Bapa menginisiasikan karya keselamatan melalui Kristus, yang berkehendak mengurbankan dirinya sendiri berdasarkan kasih-Nya dan ketaatan terhadap Bapa. Efesus 5:25 menyatakan "Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya". Efesus 3:17–19 mengaitkan kasih Kristus dengan pengetahuan Kristus dan menganggap kasih Krisuts dibutuhkan untuk mengetahui-Nya.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Christian theology: the spiritual tradition (2002) by John Glyndwr Harris. ISBN 1-902210-22-0. Page 193.
  2. ^ "John 15:9-17". Bible Gateway. Diakses tanggal 16 July 2016. 
  3. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama WBarc
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Moloney425
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Bruce294
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama RomanRead
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama WBarc152

Bacaan tambahan[sunting | sunting sumber]

  • Knowing the love of Christ: an introduction to the theology of St. Thomas Aquinas (2002) by Michael Dauphinais and Matthew Levering. ISBN 0-268-03302-1.